KONSEP LITERASI



LITERASI

Menurut  International  Literacy  Association,  Literasi  adalah  kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, membuat, menghitung, dan  berkomunikasi menggunakan materi  visual,  audio,  dan  digital  lintas disiplin ilmu dan dalam konteks apapun. 


Literasi tidak hanya terkait  membaca  dan  menulis,  apabila  membaca didefinisikan sebagai mengeja dan membunyikan rangkaian huruf dengan fasih.  Menulis  juga  tidak  terbatas  pada  menuliskan  kata  secara mekanistis.  Membaca  adalah  upaya  untuk  membangun  makna  dan menulis  adalah  kegiatan  mencipta  serta  mengalirkan  gagasan  secara sistematis.

Menurut beberapa pendapat :

q  Menurut definisi UNESCO: literasi merupakan kemampuan mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, menciptakan, mengkomunikasikan, dan kemampuan berhitung melalui materi-materi tertulis dan variannya

q  Koiichiro Matsuura (Director-General UNESCO) menjelaskan bahwa literasi bukan hanya sekadar membaca dan menulis, tetapi mencakup bagaimana berkomunikasi dalam masyarakat, terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya.

q  Literasi dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas.

q  Literasi juga diartikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas individu agar dapat berkontribusi secara produktif kepada masyarakat


NUMERASI


Numerasi adalah kemampuan berpikir untuk menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari dalam berbagai jenis konteks yang relevan dengan individu.

Numerasi adalah kemampuan berpikir untuk menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari dalam berbagai jenis konteks yang relevan dengan individu.

v  Peserta didik berkebutuhan khusus yang memiliki hambatan intelektual atau disertai hambatan lainnya (disabilitas netra, disabilitas rungu, disabilitas daksa dan autis) dalam kehidupan sehari  tetap membutuhkan matematika.

v  Namun, matematika yang dipelajari bersifat fungsional artinya sering mereka jumpai dalam kegiatan keseharian sehingga kemandirian peserta didik akan berkembang optimal.

 



1.      Lingkungan Fisik : Kondusif, Ramah, Aman untuk Pembelajaran

2.    Lingkungan Sosio – Afektif : Interaksi egaliter, terbuka, saling menghargai

3.    Lingkungan Akademik : Pembelajaran & Penilaian Berorientasi Literasi & Numerasi

 

PENGUATAN LITERASI & NUMERASI


1.    Bahasa Indonesia

Kemampuan berbahasa, bersastra, dan berpikir merupakan fondasi dari kemampuan literasi. Mata pelajaran Bahasa Indonesia bagi peserta didik berkebutuhan khusus diharapkan membantu mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan, perasaan, dan berpartisipasi dalam masyarakat. Di dalam memahami sebuah teks, peserta didik dengan hambatan penglihatan (disabilitas netra) menggunakan tulisan braille (tulisan timbul) dan peserta didik dengan hambatan pendengaran (disabilitas rungu) menggunakan bahasa isyarat sebagai bahasa komunikasi. Peserta didik diarahkan untuk memahami bahasa Indonesia dimulai dari arti, makna, bentuk, dan fungsi pemakaiannya dalam berbagai keperluan

a.    Pembelajaran Bahasa Indonesia akan bermakna jika diberikan dengan materi yang sesuai dengan usia mental, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik.

b.    Kosakata yang diberikan kepada peserta didik merupakan kosakata yang mudah dipahami dan sering didengar.

Materi yang ada juga sesuai dengan pengalaman peserta didik sehari-hari (pengalaman langsung) untuk mencapai tujuan pembelajaran.


2.    Matematika


Mata pelajaran Matematika membekali peserta didik tentang cara berpikir, bernalar, dan berlogika melalui aktivitas mental tertentu yang membentuk alur berpikir berkesinambungan, Peserta didik berkebutuhan khusus yang memiliki hambatan intelektual atau disertai hambatan lainnya (disabilitas netra, disabilitas rungu, disabilitas daksa dan autis) dalam kehidupan sehari tetap membutuhkan matematika. Matematika yang dipelajari bersifat fungsional artinya sering mereka jumpai dalam kegiatan keseharian sehingga kemandirian peserta didik akan berkembang optimal.

3.    Lintas Mapel

AKTIVITAS PEMBELAJARAN



ASESMEN PEMBELAJARAN


Guru
dapat melakukan asesmen capaian belajar peserta didik setelah pembelajaran tuntas

Bentuk asesmen yang terdiri dari tes, nontes, wawancara, observasi, praktik, dapat guru tentukan sesuai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan karakteristik peserta didik yang mengalami hambatan intelektual

 


ASESMEN

Guru dapat mengembangkan dan memodifikasi format
asesmen sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan instrumen
asesmen yang disajikan dalam bentuk pertanyaan ataupun pernyataan dapat mengacu pada indikator yang telah ditetapkan oleh guru. Indikator bersumber dari Capaian Pembelajaran peserta didik.




        Penilaian Rubrik



 

q  Sumber : Sumaryanta & Ashari Surtisno BBGP DI Yogyakarta dalam Bimtek Literasi & Numerasi Guru SLB  DIY


Related

artikel 6517670412595880787

Posting Komentar

emo-but-icon

TikTok

Follow us !

Youtube News

Trending

item