Down Syndrom Menginspirasiku

 

Anak saat ini ada di kelas 11 mulai semester 1 tahun pelajaran 2020/2021. Dia dilahirkan 18 tahun yang lalu dari pasangan suami istri Samiyono dan Juniatun. Kelahiran seorang bayi bagi keluarga merupakan anugerah yang tak terhingga bagi kedua mereka. Siapapun akan merasa memperoleh amanah yang begitu besar dari Sang Pencipta Alam dan isinya. Kadangkala orang tua rela berlapar-lapar demi sang buah hati dapat merasakan kenyang, Malam dijadikan siang, siang kadang-kadang dibalik menjadi malam, tangan adakalanya menjadi kaki, dan kakipun sering menggantikan tangan. Kurang tidur banyak begadang demi kelangsungan sang buah hati.

Arbai santosa namanya, dia mendapatkan kondisi yang bagi kita orang kebanyakan dalam keadaan yang tidak beruntung, Ya arbai santosa merupakan salah satu bagian dari anak-anak yang sering disebut anak kembar se-Jagad, ya kembar sejagad atau down syndrome. Kemampuan akademiknya bisa dibilang sangat rendah. Kemampuan berhitungnya di bawah anak-anak jenjang TK, penguasaan membaca dan menulis masih sangat rendah. Untuk menjiplak saja ia masih kesulitanb

Arbai santosa, ya, postur tubuhnya sangat atletis yang terkesan kuat dan gagah, walau bahasa komunikasinya terkesan terdengar tidak jelas dan tidak bermaknya, sehingga bagi yang belum terbiasa dengannya akan sulit terjalin komunikasi dua arah

Arbai santosa ya itu namanya, dia dalam aktifitas keseharian di sekolah awalnya sesukanya tidak patuh aturan sekolah. Kalau kondisi sedang senang dia datang ke sekolah tetapi apabila sedang tidak senang ya tidak akan datang ke sekolah. Kadang-kadang satu hari masuk, dua hari absen., tidak menampakkan wajahnya yang imut. Walaupun dia masukpun, kadang waktunya sudah sangat siang, temanya  yang lain sudah istirahat barulah dia datang. Itu saja belum cukup, ketika dia datang tidak langsung masuk kelas, tetapi pasti dia parkir di kelas lain atau di ruang kelas yang kosong, yang kebetulan ditinggal penghuninya belajar di luar ruangan. Lalu apa yang dilakukan Arbai? Ya tidur.

     

Arbai Santosa ya itu nama pemberian bapak ibunya, ya betul saya amati saya harus tahu siapa dia, apa yang dia mau, apa yang dia bisa, dia punya apa. Renungan demi renungan, komunikasi secara intensif dijalin, perhatian dan kasih sayang ternyata dia butuh itu, pengakuan akan keberadaannya di situ, itu yang dia butuhkan. Tidak muluk-muluk yang dia mau, tidak banyak yang dia harapkan. Ia hanya butuh sapaan, keakraban, penghargaan dan pegakuan atas keberadaannya.

Arbai Santosa ya, ya…. Dia mulai akrab, mulai datang lebih awal, mulai kelihatan setiap pagi, mulai menunjukkan kesukaanya pada suasana sekolah, ketika saya selalu menyapa ketika datang, mengajaknya ngobrol hanya sekedar bertanya tadi makan apa, naik sepeda punya siapa, ayo bapak antar ke ruang kelas, ayo bapak temani belajar membatik, ayo bapak tungguin ketika menari. Luar biasa, dia mulai terkondisi untuk bergabung dan terlibat dalam aktifitas belajar, itu kalau Arbai santosa tidak dalam kondisi mengantuk yang sangat berat lho ya, karena cerita orang tuanya sih kalau di rumah sering begadang malam, ya ke mana saja arah kaki mengajaknya pergi hingga larut tak terhitungkan.

Arbai santosa ya, ya dia mulai tekun berkarya ketika satu aktifitas keterampilan saya kenalkan padanya, yang diawalnya sangat lama dia pahami, dia lakukan, dia ulangi, dia mulai lagi, lagi, lagi dan lagi. Awalnya saya tidak bisa prediksi bahwa dia mampu lakukan dalam waktu yang sesingkat itu.

Arbai santosa ya, ya . . . itulah dia, kini jangan ditanya lagi sekarang, begitu dia datang pagi-pagi belajar menulis dengan mencontek tulisanku maka langsung aktifitas keterampilan jalan terus. Bahkan konsentrasinya berada pada Hight Order Thingking Skill-nya down syndrome.

Arbai santosa ya, ya….. siapa bilang dia nggak bisa konsentrasi penuh, heemm bisa! Asal tidak kondisi ngantuk lho ya, karena ngantuk tuh obatnya kan memang hanya tidur lho.

Arbai santosa ya, ya …. Itulah dia, sekarang rajin memproduksi satu jenis aksesoris gelang dari bahan kur yang dikombinasi dengan slot kunci sodok yang sering dinamakam  Cobra Brecelet. Berapapun bahan yang ada akan dia kerjakan tanpa merasa lelah, dengan media bantu itu dia bisa membuat satu gelang dalam 10 menit.

Arbai Santosa ya, ya …. Itulah dia bisa mematahkan prasangka saya, ternyata yang terlihat tidak apa-apa eh dengan ketekunan, diulang-ulangan, terus-menerus sebagai prinsip belajarnya, ia mampu melakukan itu.

Arbai santosa ya, ya ya ya, itu dia walau masa pandemi dan sekolah tidak melakukan pembelajaran tatap mukapun ia dengan sepeda ontelnya akan tetap datang ke sekolah, bahkan saat hujanpun ia tempuh tanpa payung atau jas hujan demi belajar di sekolah.

Arbai santosa ya, ya…. Itulah dia. Satu contoh inspirasi saya sebagai pamong mereka yang benar-benar harus jeli mengorek apa dia, siapa dia, punya apa dia, bisa apa dia, tahan berapa lama dia, butuh apa dia. Ya itulah tugas saya, diminta atau tidak harus dilakukan.

Arbai santosa ya, ya … itulah dia menjadi inspirasi dan tambahan referensi bagi saya, apalagi tugas kita sebagai GURU MERDEKA yang telah digembleng melalui program Peningkatan Kompetensi Guru Merdeka Belajar, akan sangat diharapkan.

Arbai santosa ya, ya itulah dia. SELAMAT BERKARYA


diupdate dan diposting ulang dari http://slbdayaananda.sch.id/index.php/home/2-artikel/36-down-syndrom.html


GURU MERDEKA MURID BAHAGIA


Related

catatan 5125686443676680752

Posting Komentar

emo-but-icon

TikTok

Follow us !

Youtube News

Trending

ChatNeno

Tayangan

You Tube

item