DIVAKSIN BERANI? WOOW TAKUT!

Catatan saya menyasar pada sebuat surat elektronik melalui media WhatsApp Group Pendidikan Khusus Yang berbunyi demikian :

 

Yth. Bapak/Ibu :

1. Kepala SLB Negeri dan Swasta

2. Kepala SMA Negeri dan Swasta

3. Kepala SMK Negeri dan Swasta

Atas instruksi Kementerian Kesehatan, melalui Sekretaris Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta perihal pengajuan data personil yang akan diberikan Vaksinasi Covid-19 di lingkungan pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta yang meliputi :

1. Kepala Sekolah

2. Guru

3. Karyawan

4. Tenaga Keamanan

5. Tenaga Kebersihan

Baik berstatus PNS maupun Non-PNS, GTT, GTY, PTT, HONORER, NABAN dimohon untuk segera mengisi form pendataan melalui tautan berikut.

http://bit.ly/pendaftaran-pegawai

 

Untuk itu kami mohon kepada semua warga SLB, SMA, SMK baik negeri maupun swasta seperti kami sampaikan diatas untuk disampaikan agar segera mengisi tautan di atas.

Data kami tunggu selambat, lambat hari Sabtu, pukul 21.00 WIB

Terima kasih.

 

Penanggungjawab Data

Seksi Perencanaan dan Data Kependidikan

Disdikpora D. I. Yogyakarta

 

 

ttd

 

 

Muh. Rizky Indrahimawan

Ernawan Nurhidayat

 

Sontak anggota group terlontar beberapa pertanyaan, menunjukkan respon yang begitu cepat apalagi data itu harus segera disetor atau harus segera mendaftarkan diri sebagai peserta vaksin covid-19 pada pukul 21.00 WIB sepanjang kurang lebih 15 jam dari saat surat itu dibagikan. Padahal berita yang beredar di media social bahwa vaksin ini masih menyisakan tanda Tanya. Bahkan seorang anggota Dewan saja ada yang menolak untuk divaksin.

     Seorang diantara anggota menanyakan, “Mas ini semua guru karyawan atau yg memungkinkan dari segi kesehatan saja?” Dia melanjutkan lagi, “ Sebab kan infone bagi yang punya penyakit jantung, Jantung, diabed atau yang pernah  terkena Covid tidak bisa di vaksin?” Rupanya masih penasaran juga.

     Ternyata anggota yang memposting juga tidak tahu, hanya sekedar membagikan karena pendaftaran terkesan mendadak dan harus segera selasai hari itu juga. Penanggung jawab pendataan peserta vaksin ini adalah bagianperencanaan dan data. Maka saat itu juga beliau dimasukkan dalam WAG Pendataan Diksus DIY. Mas Riski katakanlah pejabatnya mengatakan,” Semua pak, karena dari pusat juga tidak ada instruksi pengecualian”.Maka mau atau tidak mau, siap atau tidak siap yang harus berkata, “Siap mas terima kasih Mas”

Salah satu anggota WAG berinisiatif untuk membuat suasana adem dan untuk menurunkan ketrgangan diantara anggota dan tentunya harus dishare ke sekolah masing-masing, namun beliau memohon usul, “Perlukah saya bagikan info kesaksian pengalaman mereka yang telah divaksin?” Ada beberapa anggota yang mengiyakan, “Boleh Pak, ide yang bagus”. Adaa lagi yang menulis,”Siap pak mendngarkan”

Akhirnya beliau membagikan pengalaman sahabatnya yang telah melakukan vaksinasi di tahap pertama.

 

 

Bapak ibu ini pengalaman saya ketika di vaksin.

1. Sebelum divaksin saya discreening dahulu. diberi beberapa pertanyaan yang harus dijawab, dicek tensi, dicek gula darah. Kalau saya diswab antigen( khusus ini mungkin untuk yang umum tidak ada)

2. Ketika divaksin. persiapannya diantaranya memakai baju yang mudah disingsingkan, untuk yang berjilbab memakai lengan menggunakan deker panjang agar tidak kelihatan aurat tangan.

3. Ketika  disuntik vaksin tidak merasakan apa-apa, tidak sakit. Setelah divaksin akan mendapat kartu vaksin  yang akan digunakan ketika pelaksanaan vaksin kedua.

4. Pasca disuntik efek di  saya hanya ngantuk, jika malam tidur nyenyak, tetapi mungkin efek setiap orang mungkin berbeda-beda.

5. Alhamdulilkah sampai sekarang saya sehat-sehat saja. Tanggal 15  Februari 2021 (hari ini) saya akan mendapat suntikan vaksin yang kedua.

Kemudian anggota WAG menambahi hal penting yang harus diketahui bagi calon penerima vaksin covid-19. Ada 16 pertanyaan yang diberikan kepada calon penerima vaksin dengan jawaban "ya" atau "tidak".

Adapun Pertanyaan dalam formulir/kuesioner itu adalah:

1.    Apakah pernah terkonfirmasi menderita Covid-19?(pernah positif covid-19)

2.    Apakah sedang hamil atau menyusui?

3.    Apakah mengalami gejala ISPA seperti batuk atau pilek atau sesak nafas dalam kurun waktu 7 hari terakhir?

4.    Apakah ada anggota keluarga serumah yang kontak erat atau suspek atau terkonfirmasi atau sedang dalam perawatan karena Covid-19?

5.    Apakah memiliki riwayat alergi berat atau mengalami gejala sesak napas, bengkak dan kemerahan setelah divaksinasi Covid-19 sebelumnya? (ini pertanyaan untuk vaksinasi kedua)

6.    Apakah sedang mendapatkan terapi aktif jangka panjang terhadap penyakit kelainan darah?

7.    Apakah menderita penyakit jantung?

8.    Apakah menderita penyakit Autoimun Sistemik?

9.    Apakah menderita penyakit ginjal?

10. Apakah menderita penyakit reumatik autoimun atau reumatik arthritis?

11. Apakah menderita penyakit saluran pencernaan kronis?

12. Apakah menderita penyakit hiperteroid?

13. Apakah menderita penyakit kanker, kelainan darah, imunokompromais atau defisiensi imun, dan penerima produk darah atau transfusi?

14. Apakah menderita penyakit diabetes melitus?

15. Apakah pengidap penyakit HIV?

16. Apakah memiliki penyakit paru?

Jika pertanyaan diantara nomor 1-13, salah satunya terdapat jawaban "YA", maka vaksinasi tidak akan diberikan alias akan dibatalkan.

Ini rupanya informasi penting yang bisa sedikit mendinginkan suasana di mana semua Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Wilayah Daerah istimewa Yogyakarta diharuskan segera mendaftar hingga pukul 21.00 WIB hari itu juga. Hati yang was-was sedikit tenang, mereka yang ragu-ragu mulai menuliskan kesiapannya untuk mendaftarkan diri.

Diharapkan 16 hal penting di atas disebarluaskandan dibagikan kepada masyarakat, semakin luas disebarkan semakin baik, agar masyarakat makin paham, bagaimana harus bersikap dan bertindak. Kalau tidak paham, bisa-bisa sudah capai datang ke lokasi penyelenggaraan vaksin, ternyata tidak memenuhi syarat sebagai penerima vaksin, karena adanya kriteria penyakit dari pertanyaan/kuesioner no.1-13 jawabannya "Ya".

Bagi yang tidak memiliki riwayat seperti yang tidak disebutkan dalam pertanyaan/kuesioner bisa siap-siap sebagai orang yang memenuhi syarat penerima vaksin tersebut.

Masih lagi perbincangan berlanjut dengan menuliskan,”Ssepertinya besuk pas vaksinasi tetep di screening lagi bapak dan ibu, info dari teman yang mengikuti tahap 1 kemarin.

 

Pertanyaan lagi muncul begini, “Kalau ada guru yang mengalami salah satu penyakit tersebut sebaiknya tetap mengisi atau bagaimana njih(ya)? Kemudian saya mencoba memberi saran, “Kalu pemahaman saya tetap mengisi Bu sebagaimana penjelasan-penjelasan di atas, terus kalau ada yang salah satu jawabanya ya pada pertanyaan di atas berarti nggak jadi divaksin alias dibatalkan.

 

Ditengah-tengah obrolan itu salah satu anggota mengirimkan screenshoot percakapan dengan penanggungjawab pendaftaran calon peserta vaksin covid-19, sebagaimana di bawah ini.

  

Dalam pesan itu disampaikan bagi calon peserta yang memiliki riwayat penyakit bawaan dan pernah positif covid-19 mengisi format excel dengan data NIK, Nama, NPSN sekolah dan Keterangan yang dapat diisi penyakit baawaan atau bila pernah positif covi-19.

 

Dari sepanjang percakapan di WAG itu ternyata masih ada juga yang masih ragu untuk mendaftarkan diri sebagai calon peserta vaksin, dengan mengajukan pertanyaan, “Mohon maaf bapak ibu bagaimana apabila ada yang tidak berkenan untuk divaksin? Apa harus mengisi data ini?”



Saya mencoba bertanya terkait screening,”Maaf teman-teman, ilmuku ora gaduk (tidak sampai atau tidak tahu),  discreening iku kepriye to critane (diapakan ceritanya)?” Ternyata peserta group antosius menjawab pertanyaan saya yang bagi saya menunjukkan keseriusan agar proses vaksinasi ini berjalan lancar bagi sasaran Pendidik dan tenaga Kependidikan.

Kemudian sebuah screenshoot tampil lagi yang isinya dapat dilihat di bawah ini yang menambah terang benderang terkait vaksin covid-16 dan seluk beluknya yang menyertai.

Ada yang menuliskan,” Ada cek sebelum dilakulan vaksin pak bisa dengan mengisi kuesioner”, yang lain menambah juga, “Nek (kalua) muridnya kita koyo (seperti) diasesmen gitu lo Pak”. Lain lagi seorang teman operator di WAG itu menuliskan,” Mengisi quesioner nduwur kono kae mau sik ono (mengisi questioner atas itu yang ada) beberapa, sekitar 16 pertanyaan. Andai dari no 1-13 ada yang dijawab ya berarti gagal/tidak divaksin. Ada lagi yang menganalogikan,” Nek(kalau) angkutan umum di-KIR”

 Ternyata selain pendaftaran melalui google form Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa juga mengambil data langsung dari Dapodidasmen, namun data pokok berupa nomor kontak atau ponse masih ada yang kosong, sehingga di sebarlah format excel agar nama-nama yang datanya masih kosong harus segera dilengkapi dan segera dikirim kembali.

Rupanya proses pendaftran calon peserta vaksin covid-19 bagi pendidik dan tenaga Pendidik benar-benar digenjot agar berjalan dengan lancar dan menjangkau semua sekolah di DIY. Selain itu ada informasi lagi dari anggota WAG bahwa di kabupaten masing-masing juga menyampaikan format google form yang sama untuk keperluan pendaftaran.

Format isian bagi calon peserta anatar kabupaten satu dengan lainnya akhirnya berbeda-beda, ada yang cukup singkat ada yang sampai detail termasuk pernahkah memiliki penyakit bawaan aatau berat, aatau pernah positif covid-19.

 Berdasarkaan beberapa tulisan di atas ternyata makin menambah keyakinan untuk berani mendaftar sebagai peserta vaksin covid-19, sehingga semua format yang disodorkan baik, melalui google form maupun file excel diisi dan dikirimkan kembali.

Ada juga yang menuliskan, agak keras nada kalimatnya sih,”Kalau tidak mau divaksin ya tidak mengisi saja”. Begitu ketika masih ada yang ragu-ragu untuk mengambil keputusan. Termasuk saya sendiri sebenarnya masih ada sekitar 25 % ragu, namun ketika saya konsultasi dengan keluarga tentunya, semua menyetujui untukmendaftar saja. Saya pun akhirnya segera mengisi juga google form dan mengirimkannya.

Demikian hasil kepoin percakapan WAG terkait Vaksin Covid-19 bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Pelaksanaanya nanti dilakukan di Puskesmas terdekat domisili masing-masing calon peserta yang akan dihubungi melalui ponsel.

Percakapan WAG Pendataan Diksus menjadi sepi saat ini sejak diskusi panjang pada hari Sabtu 12 Februari 2021 sampai saat tulisa ini diposting.

 


Related

catatan 7119391524966023337

Posting Komentar

emo-but-icon

TikTok

Follow us !

Youtube News

Trending

ChatNeno

Tayangan

You Tube

item